Rabu, 07 Agustus 2013

KEBERHASILAN DIPLOMASI INDONESIA DALAM UPAYA MENDAPATKAN PENGAKUAN KEMERDEKAAN DARI DUNIA INTERNASIONAL (MESIR DAN NEGARA-NEGARA ARAB)

Posted by Michael Pirez  |  Tagged as:

Pendahuluan
Pengakuan merupakan salah satu syarat penting terbentuknya suatu Negara selain pemerintahan, masyarakat dan wilayah. Pengakuan ini dapat dilakukan setelah suatu Negara memproklamasikan kemerdekannya agar kedaulatan Negara tersebut dapat diakui oleh dunia internasional.  Hal tersebut juga dilakukan oleh bangsa Indonesia melalui diplomasinya ke Mesir agar Indonesia mendapat pengakuan dari dunia internasional sebagai Negara merdeka yang berdaulat. 


Disamping itu untuk membantah dan meyakinkan Belanda yang  tidak mau mengakui kemerdekaan bangsa Indonesia. Sebagaimana yang tercatat dalam sejarah bahwa setelah kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, Sutan Syahrir diangkat menjadi Perdana menteri Republik Indonesia merangkap menteri luar negeri pada 14 November 1945. Pada saat itu pemerintahan Belanda tidak mau mengakui proklamasi 17 agustus 1945 sehingga terjadilah perang antar Indonesia dan  Belanda ( 1945-1949 ). Saat itu ada dua cara penyelesaian yang akan ditempuh, yaitu jalur diplomasi dan aksi militer.

Nah, Jalur diplomasi yang ditempuh oleh bangsa Indonesia pada saat setelah proklamasi yaitu mencari pengakuan dari dunia internasional yang pada saat itu ditujukan  kepada Mesir dan negara-negara Arab. Namun pemerintahan Hindia Belanda dan sekutunya berusaha menutup jalan diplomasi bangsa Indonesia. Pemerintah Belanda berusaha merintang jalan dan menghasut bahwa para diplomat RI adalah kolaborator Jepang.

Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 bukanlah akhir tetapi ini adalah awal perjuangan baru bangsa ini dalam membangun sebuah tatanan berbangsa dan bernegara. Pasca proklamasi, Indonesia berupaya untuk mempertahankan kedaulatan sebagai bangsa yang merdeka. Indonesia coba membuktikan bahwa proklamasi yang telah dilakukan bukanlah isapan jempol semata, akan tetapi merupakan cita-cita yang akan dibuktikan dengan realita. 

Untuk membuktikan semangat kemerdekaan tersebut diplomasi negara Indonesia ke luar negeri  untuk mendapatkan pengakuan kemerdekaan pasca proklamasi menjadi sejarah perjuangan diplomasi Indonesia yang berat karena banyak mendapatkan tantangan dan hambatan. Perjalanan panjang misi diplomatik negara Indonesia di negara Mesir  dan negara-negara Arab mendapatkan tantangan dari kedutaan negara Belanda pada saat itu. 

Akan tetapi usaha negara Belanda yang ingin menggagalkan misi diplomatik tersebut dipatahkan oleh semangat diplomasi dari para diplomat dan peran mahasiswa Indonesia yang berada di Mesir yang sedang belajar di Universitas Al-azhar dalam meyakinkan pemerintah Mesir untuk mendukung kemerdekaan dan pengakuan kedaulatan negara Indonesia pada saat itu.

 Pentingnya Pengakuan kemerdekan Suatu Negara oleh Negara Lain

Tata hubungan intemasional menghendaki status negara merdeka sebagai  syarat yang harus dipenuhi. Pengakuan dan negara lain juga merupakan modal bagi suatu negara untuk diakui sebagai negara yang merdeka. Negara yang merdeka didasarkan pada 3 unsur utama yaitu adanya wilayah, Rakyat, dan pemerintahan yang berdaulat, yang sekaligus merupakan syarat mutlak berdirinya suatu negara, namun ada pula hal penting yang tidak bisa dihilangkan dari ketiga unsur tersebut yakni pengakuan ( Recognition ) dari dunia internasional terhadap berdirinya atau kemerdekaan suatu Negara.  

Hal ini dikarenakan negara tersebut memerlukan pergaulan internasional dengan adanya pengakuan dari negara lain maka negara itu akan menjadi bagian dari organisasi internasional, dan negara tersebut dapat pula mengadakan hubungan antar negara, bila negara tidak ada pengakuan dari negara lain maka bagaimana negara tersebut dapat diakui di dunia internasional, karena hakikatnya  negara  memerlukan negara lain dalam hal mengisi pergaulan dalam dunia internasional. Dengan demikian pengakuan sangat penting bagi suatu Negara baru.  

Pengakuan negara terhadap negara lain dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pengakuan secara de Facto dan de Jure. Salah satu materi penting dalam pengajaran hukum internasional adalah masalah pengakuan (recognition). Dalam hubungan itu ada beberapa teori :
a)      Teori Deklaratoir
b)      Teori Konstitutif
c)      Teori Pemisah atau Jalan Tengah.

Menurut penganut Teori Deklaratoir, pengakuan hanyalah sebuah pernyataan formal saja bahwa suatu negara telah lahir atau ada. Artinya, ada atau tidaknya pengakuan tidak mempunyai akibat apa pun terhadap keberadaan suatu negara sebagai subjek hukum internasional. 

Dengan kata lain, ada atau tidaknya pengakuan tidak berpengaruh terhadap pelaksanaan hak dan kewajiban suatu negara dalam hubungan internasional. Berbeda dengan penganut Teori Deklaratoir, menurut penganut Teori Konstitutif, pengakuan justru sangat penting. Sebab pengakuan menciptakan penerimaan terhadap suatu negara sebagai anggota masyarakat internasional.  Artinya, pengakuan merupakan prasyarat bagi ada-tidaknya kepribadian hukum internasional (international legal personality) suatu negara. 

 Dengan kata lain, tanpa pengakuan, suatu negara bukan atau belumlah merupakan subjek hukum internasional. Karena adanya perbedaan pendapat yang bertolak belakang itulah lantas lahir teori yang mencoba memberikan jalan tengah. Teori ini juga disebut Teori Pemisah karena, menurut teori ini, harus dipisahkan antara kepribadian hukum suatu negara dan pelaksanaan hak dan kewajiban dari pribadi hukum itu. Untuk menjadi sebuah pribadi hukum, suatu negara tidak memerlukan pengakuan. Namun, agar pribadi hukum itu dapat melaksanakan hak dan kewajibannya dalam hukum internasional maka diperlukan pengakuan oleh negara-negara lain.

Upaya Diplomasi Indonesia 

Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamasikan Belanda ingin berkuasa kembali di Indonesia dengan membonceng tentara sekutu yang melahirkan serangkaian pergolakan, pertempuran dengan rakyat Indonesia di berbagai daerah yang ingin mempertahankan kemerdekaan dan menegakkan kedaulatannya. Kemudian Indonesia pun melakukan upaya-upaya untuk mempertahankan kemerdekaan itu. Perjuangan menegakkan kemerdekaan Republik Indonesia ditempuh dengan berbagai cara baik itu melalui perjuangan senjata atau konfrontasi  maupun melalui jalur diplomasi dengan serangkaian perundingan-perundingan. 

Namun, perlu kita tahu bahwa  perundingan-perundingan itu umumnya di khianati oleh pihak Belanda. Perundingan itu hanya merupakan siasat Belanda untuk memperkuat pasukan, kemudian melakukan agresi militer. Selanjutnya Ambisi Belanda untuk menguasai Indonesia dilakukan dengan tindakan agresi militer yang didukung tentara NICA (Netherland Indies Civil Administration) dan juga memanfaatkan tentara Sekutu atau Inggris serta dengan politik pecah-belah dengan membentuk negara-negara boneka.







Ketika melihat situasi seperti itu, Indonesia yang sudah memproklamasikan kemerdekannya tentu saja tidak ingin agar kemerdekaannya itu direbut kembali maka Indonesia mencari berbagai cara untuk bisa mempertahankan  diri sebagai Negara merdeka yang berdaulat. Setelah berpuluh-puluh tahun lamanya bangsa Indonesia dijajah oleh Negara Belanda dan Jepang pada akhirnya, Indonesia dapat memproklamasikan diri sebagai Negara merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 sebagai Negara yang memiliki kedaulatan. untuk mempertahankan kedaulatnya itu Indonesia melakukan berbagai cara agar kemerdekaannya dapat diakui oleh dunia internasional. Tentu saja diplomasi menjadi suatu alat untuk mempengaruhi Negara-negara lain agar bangsa Indonesia dapat diakui sebagai Negara yang merdeka.

Kunci Keberhasilan Diplomasi Indonesia

Secara universal diakaui bahwa tujuan diplomasi  adalah untuk memilih cara yang tepat, maka suatu Negara bisa mencapai tujuan-tujuan diplomatiknya melalui berbagai cara. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh suatu Negara dalam mempermainkan peran diplomasinya demi mencapai suatu kepentingan sebagaimana yang dikemukan oleh Kautilya tentang instrument diplomasi yakni sama berarti mencapai dan perundingan atau negosiasi, danda berarti menciptakan perselisihan, danda berarti memberi hadiah atau konsensi dan Bedha berarti mengancam atau menggunakan kekuatan nyata. 

 Adapun cara lain yang digunakan dalam rangka mencapai tujuan diplomatik suatu Negara yakni co-opertion (kerjasama), accommodation ( penyesuaian) dan opposition ( penentangan). Untuk itu kerjasama dan upaya diplomasi Indonesia dapat terlihat dari beberapa usaha Indonesia dalam dukungan dari dunia internasional ( Mesir dan Negara-negara Arab ) yakni sebagai berikut ;

1.    Misi Diplomatik dilancarkan ke Mesir dan Negara-negara Arab

Mesir menjadi misi utama diplomatik Indonesia. Hal ini dikarenakan Mesir melalui Liga Arab ingin membantu semua Negara yang mayoritas penduduknya muslim agar lepas dan merdeka dari kolonialisme dan imperealisme. Negara Indonesia merupakan salah satu Negara yang mayoritas penduduknya muslim maka Indonesia dengan muda mengadakan misi Diplomatik ke mesir agar Indonesia dapat diakui di dunia internasional sebagai Negara merdeka. Selanjutnya, ketika perutusan diplomatik  RI pertama yang dikirim ke den Haag dipimpin oleh Mr. Suwandi singgah di Kairo, mereka bertemu dengan Menlu Luthfi Sayed dan Raja Farouk menyampaikan harapan-harapan beliau terhadap perjuangan rakyat Indonesia. 

Pada ulang tahun pertama Proklamasi tahun 1946, Radio Kairo ikut merayakannya dengan kata pengantar yang simpatik. Radio ini menyiarkan lagu-lagu Indonesia. Untuk pertama kalinya lagu “Indonesia Raya” dalam Bahasa Indonesia dan Arab disiarkan sebagai pembuka dan penutup acara radio tersebut. Selain itu juga disiarkan sandiwara radio dengan judul ” Kemerdekaan Indonesia ”.

2.    Peranan Pemuda dan Mahasiswa Indonesia di Mesir

Dari permulaan abad ke-19 sampai awal abad ke-20 pemuda dan mahasiswa Indonesia baru berkumpul di Saudi Arabia. Pada tahap perjuangan, bangsa Indonesia ditandai oleh perlawanan bersenjata terhadapa penjajahan Belanda dan kemudian oleh penyusunan kekuatan nasional melalui partai politik. 

Para pemuda yang telah kembali dari Mesir menjadi pemberontakan di Indonesia terhadap imperealisme Belanda. Perlu diketahui bahwa sebelum memasuki perang dunia II di Timur Tengah dan Jazirah India telah berdiri Persatuan-Persatuan Mahasiswa seperti di Arab Saudi berdiri Pertindom (Persatuan Talabah Indonesia Malaya ), di Irak Makindom( Majelis Kebangsaan Indonesia Malaya), di India Pesindom ( persatuan Indonesia Malaya ) dan di Ceylon Keris  ( Kesatuan Rakyat Indonesia-Semenanjung ).

 Perjuangan mereka telah membuahkan hasil antara lain ;

   a)      Dikenalnya pergerakan kemerdekaan dan aspirasi nasional Indonesia di Timur Tengah.
   b)      Meratakan kesadaran di kalangan mereka
   c)      Terwujudnya persatuan nasional yang tadi terpecah-pecah ( terutama di Arab Saudi ) oleh kedaerahan dan soal-soal khilafiah.

3.    Peranan Liga Arab dalam Mendukung Kemerdekaan Indonesia

Sesudah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Liga Arab telah berdiri dan bermarkas di Kairo dengan Sekretaris Jenderalnya Abdul Rahman Azzam Passya yang dikenal sebagai musuh Inggris. Kenyataan ini menguntungkan perjuangan mahasiswa Indonesia di Timur Tengah dalam melakukan pendekatan dengan negara-negara Arab yang tergabung dalam Liga tersebut. 

Sementara itu, di Kairo, Mekkah, dan Baghdad telah berdiri Panitia Pembela Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Di Mesir sendiri berdiri pula satu panitia khusus yang diberi nama Panitia Pembela Indonesia yang didukung oleh pemimpin-pemimpin Mesir dan Arab yang berada di Kairo. Para pemimpin itu misalnya  Jenderal Saleh Harb Pasya dan Abdul Rahman Azzam Passya. Keduanya  pernah  sama-sama dipenjarakan oleh Inggris.
Indonesia disini lebih memainkan peran diplomatiknaya  ke Mesir dan Negara-negara Arab lainnya melalui kesamaan atau kerjasama dengan maksud untuk mendapatkan pengakuan. Ini merupakan salah satu cara yang digunakan oleh Indonesia dalam meyakinkan Negara Mesir dan Negara-negara Arab agar proklamasikan kemerdekaan bangsa Indonesia sehingga tidak dapat diganggu gugat oleh Belanda. 




Disamping itu kerjasama Indonesia dengan Mesir dan Negara-negara Arab dengan  mengirimkan misi diplomatik, melalui peran pemuda dan mahasiswa sebagaimana yang telah diuraikan diatas untuk membangun opini publik agar Negara Indonesia dapat diakui sebagai Negara yang merdeka dan berdaulat. Adapun cara dan strategi berdiplomasi yang dicapai oleh Indonesia yakni berdasarkan beberapa hal sebagai berikut ;

   a)     Adanya kesesuaian atau kecocokan antara cara diplomasi dengan tujuan yang ingin dicapai yakni keduanya sama-sama  menginginkan penjajahan itu segera berakhir.
  b) Situasi politik internasional yang mendukung yakni momentum yang tepat dimana Indonesia mengutus mahasiswanya hadir dalam kongres di Arab  untuk menyampaikan tuntutannya ke publik tentang kemerdekaan dan pengakuan terhadap Negara Indonesia.
  c) Adanya dukungan dari masyarakat seperti yang disebutkan di atas melalui perjuangan pemuda dan mahasiswa di Mesir
   d)   Adanya hubungan emosional antar Mesir dan Negara-negara Arab dengan Indonesia sebagai Negara yang mayoritas penduduknya adalah islam. 

Dari cara dan upaya diplomasi yang dilakukan Indonesia saat itu, Alhasil Indonesia mendapat dukungan dari pernyataan Pemerintah Mesir pada tanggal 23 Maret 1946 sebagai Negara Arab pertama yang mengakui kemerdekaan RI secara de facto di samping Inggris, Amerika Serikat, Australia dan Belanda. Tentu saja ini bukanlah perjuangan yang muda bagi Negara Indonesia untuk mendapatkan pengakuan dari dunia internasional ( Mesir dan Negara-negara Arab). 

Dengan demikian kunci keberhasilhan diplomasi Indonesia dapat tercapai yakni diakuinya kemerdekaan Indonesia dari Mesir dan Negara-negara Arab sebagai Negara pertama yang mengakuinya.

Kesimpulan

Suatu negara dapat berdiri harus berdasarkan atas kehendak rakyat dari suatu negara itu sendiri, maka syarat mutlak berdirinya suatu negara ialah  harus memiliki wilayah, masyarakat,  pemerintah  dan ada yang tidak bisa dihilangkan dari unsur-unsur tersebut yakni  pengakuan ( Recognition ) dari dunia internasional terhadap kemerdekaan negara tersebut.

 Hal ini sangat penting dikarenakan negara tersebut memerlukan pergaulan internasional dengan adanya pengakuan dari negara lain maka negara itu akan menjadi bagian dari organisasi internasional, dan negara tersebut dapat pula mengadakan hubungan antar negara, bila negara tidak ada pengakuan dari negara lain maka bagaimana negara tersebut dapat diakui di dunia internasional, karena hakikatnya negara memerlukan negara lain dalam hal mengisi pergaulan dalam dunia internasional.   

Pengakuan kemerdekaan bangsa Indonesia dari dunia internasional(Mesir dan Negara-negara Arab) tidak terlepas dari upaya diplomasi yang dilakukan oleh misi diplomatik, perjuangan Para Pemuda dan Mahsiswa Indonesia  yang belajar di Al-Azhar pada waktu itu dan adanya dukungan dari Liga Arab. Alhasil Indonesia dapat diakui secara resmi oleh pemerintah Mesir secara de facto pada tanggal 23 Maret 1946. Keberhasilan ini tercapai karena adanya cara dan upaya diplomasi yang dilakukan oleh Indonesia secara baik dan tepat sasaran.   
     
Daftar Pustaka

Roy, S.L., “Diplomasi”. ( Jakarta : PT RajaGrafindo Persada,1995) hal.3


Anonim. “ Kamus Terbaru Bahasa Indonesia  “( Surabaya : Reality Publisher, 2008) hal.207.


Syaltout ,Mahmud; dkk. “ Dilema Kultural Dalam Strategi Diplomasi indonesia dan Mesir

( Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia, 2012 ) hal.1


Ensiklopedia pahlawan Indonesia dari masa ke masa. PT Gramedia Pustaka utama.hal. 138


Abd.Rahman, Suranta., Diplomasi RI di Mesir dan Negara-negara Arab 1947. Yayasan Obor : Indonesia. hal. 154


Supriyanto, Agustinus., ” Peran Konsul Jenderal Mesir Di India Tahun 1947 Bagi Status Internasional Republik Indonesia.pdfdiakses tanggal 20 mmaret 2013


Anonim.,www.fl.unud.ac.id/.../HI/course %20materials/ Bab% ​20 IX-Pengakuan.doc ,diakses pada tanggal 24 Maret 2013


Annehira., “ http://anneahira.com/kedaulatan-negara-15903.htm. ”, diakses tanggal 24 maret 2013.

0 komentar:

Author

Write admin description here..

Subscribe to our Mailing List

We'll never share your Email address.
Copyright © 2013 TOTURIAL. Powered by Blogger.
Blogger Template by BloggerTheme9
+1 (877) 888-3000 Hello@yoursite.com